Jawaban Soal M08: Konsep dan Fungsi Aspek Sosial Kemasyarakatan dalam Perancangan Perusahaan

PILIHAN GANDA

1. Aspek sosial kemasyarakatan dalam bisnis merujuk pada...
Jawaban: b) Interaksi dan dampak perusahaan terhadap masyarakat sekitar.
Penjelasan: Di PT Lawless Jakarta, aspek ini mencakup bagaimana bisnis motor kustom mereka berinteraksi dengan komunitas biker dan masyarakat sekitar, serta dampaknya terhadap lingkungan sosial tempat mereka beroperasi.


2. Berikut ini yang bukan termasuk dalam ruang lingkup aspek sosial kemasyarakatan adalah...
Jawaban: d) Harga saham perusahaan.
Penjelasan: Harga saham adalah indikator finansial. Di PT Lawless Jakarta, aspek sosial lebih terkait dengan hubungan mereka dengan komunitas otomotif, pekerja lokal, dan pengaruh terhadap budaya masyarakat.


3. Salah satu karakteristik aspek sosial kemasyarakatan adalah dinamis dan kontekstual, yang berarti...
Jawaban: b) Aspek sosial sangat tergantung pada konteks sosial, budaya, dan historis.
Penjelasan: Misalnya, pendekatan PT Lawless Jakarta di komunitas biker Jakarta bisa berbeda dengan di daerah lain karena budaya lokal yang berbeda.



4. Pada era klasik tanggung jawab sosial perusahaan, fokus utama adalah...
Jawaban: c) Filantropi perusahaan dan kontribusi sukarela.
Penjelasan: PT Lawless Jakarta di tahap awal mungkin hanya terlibat dalam aktivitas seperti menyumbang untuk event komunitas biker tanpa integrasi strategi sosial yang terstruktur.


5. Teori pemangku kepentingan (stakeholder theory) menekankan bahwa perusahaan harus mempertimbangkan kepentingan...
Jawaban: b) Semua pihak yang dipengaruhi atau dapat memengaruhi perusahaan.
Penjelasan: Di Lawless, ini termasuk pelanggan, komunitas motor, karyawan bengkel, mitra aftermarket, hingga lingkungan sekitar.


6. Prinsip utama Corporate Social Responsibility (CSR) meliputi hal-hal berikut, kecuali...
Jawaban: d) Maksimalisasi keuntungan.
Penjelasan: CSR PT Lawless Jakarta lebih fokus pada kontribusi sosial seperti mendukung UMKM otomotif lokal atau program pelatihan mekanik muda.


7. Creating Shared Value (CSV) adalah paradigma yang menggabungkan...
Jawaban: b) Penciptaan nilai ekonomi dan sosial secara simultan.
Penjelasan: Contohnya, Lawless Jakarta mengembangkan produk motor listrik kustom yang ramah lingkungan sekaligus membuka lapangan kerja teknisi hijau.


8. Triple Bottom Line (TBL) menyatakan bahwa perusahaan harus mengukur kinerja berdasarkan...
Jawaban: b) Keuntungan, dampak terhadap manusia, dan dampak terhadap planet.
Penjelasan: PT Lawless Jakarta bisa mengukur kesuksesan bukan hanya dari profit, tetapi juga kontribusinya ke komunitas otomotif dan penggunaan material ramah lingkungan.


9. Social License to Operate (SLO) merujuk pada...
Jawaban: b) Persetujuan berkelanjutan dari komunitas lokal untuk operasi perusahaan.
Penjelasan: Lawless perlu menjaga hubungan baik dengan komunitas sekitar agar aktivitas bengkel dan event motor tidak menimbulkan konflik sosial.


10. Dimensi sosio-ekonomi berkaitan dengan dampak perusahaan terhadap...
Jawaban: b) Struktur ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Penjelasan: PT Lawless Jakarta berkontribusi dengan membuka lapangan kerja teknisi, mitra kreatif desain motor, hingga supplier lokal.


11. Dimensi sosio-kultural berkaitan dengan pengaruh perusahaan terhadap...
Jawaban: b) Aspek budaya, nilai, dan identitas masyarakat.
Penjelasan: Lawless Jakarta memengaruhi budaya anak muda dan komunitas motor dengan membawa gaya hidup otomotif kustom ke ranah publik.


12. Dimensi sosio-politik berkaitan dengan...
Jawaban: b) Hubungan kekuasaan, pengambilan keputusan, dan struktur politik.
Penjelasan: PT Lawless Jakarta perlu menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah terkait perizinan, kebijakan suara kendaraan, dan event publik.


13. Undang-Undang yang mengatur tentang kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di Indonesia adalah...
Jawaban: b) UU No. 40 Tahun 2007.
Penjelasan: PT Lawless Jakarta sebagai perseroan terbatas wajib melaksanakan TJSL sesuai dengan regulasi tersebut.


14. Standar internasional yang menyediakan kerangka kerja untuk tanggung jawab sosial adalah...
Jawaban: c) ISO 26000.
Penjelasan: Lawless Jakarta dapat menjadikan ISO 26000 sebagai panduan dalam menjalankan CSR yang profesional dan terukur.


15. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah kebijakan yang mengatur tanggung jawab sosial...
Jawaban: b) Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Penjelasan: Meskipun PT Lawless Jakarta bukan BUMN, prinsip dari PKBL bisa diadopsi untuk membina komunitas motor lokal dan lingkungan.


16. Salah satu tren penting dalam evolusi regulasi aspek sosial kemasyarakatan adalah...
Jawaban: b) Pergeseran dari pendekatan sukarela menuju kewajiban legal.
Penjelasan: Kini, Lawless Jakarta perlu memastikan bahwa aktivitas sosial bukan hanya bersifat sukarela, tetapi juga sesuai aturan perundang-undangan.


17. Konsep "business case for CSR" menunjukkan bahwa...
Jawaban: a) Keterlibatan sosial perusahaan dapat meningkatkan reputasi dan kinerja jangka panjang.
Penjelasan: PT Lawless Jakarta mendapat kepercayaan komunitas, pelanggan loyal, dan reputasi kuat karena keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial otomotif.


18. Faktor utama yang menyebabkan perusahaan semakin memperhatikan aspek sosial kemasyarakatan adalah...
Jawaban: b) Tekanan dari masyarakat dan regulasi yang semakin ketat.
Penjelasan: Lawless Jakarta harus menjawab ekspektasi komunitas biker, penggemar motor kustom, dan regulasi lingkungan dari pemerintah kota.


19. Peran komunikasi dalam pengelolaan aspek sosial kemasyarakatan adalah...
Jawaban: a) Membangun hubungan dan kepercayaan dengan pemangku kepentingan.
Penjelasan: Komunikasi terbuka dari PT Lawless Jakarta kepada komunitas sekitar dan pelanggan penting untuk mendukung keberhasilan kegiatan sosial seperti ride for charity.


20. Bagaimana PT Lawless Jakarta dapat mengukur keberhasilan program sosial kemasyarakatan yang dijalankan?
Jawaban: c) Melalui indikator dampak sosial, seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat dan tingkat partisipasi komunitas.
Penjelasan: Misalnya, keberhasilan Lawless mengadakan pelatihan mekanik muda diukur dari peningkatan keterampilan peserta, jumlah lulusan yang bekerja, dan keterlibatan aktif komunitas otomotif lokal.



URAIAN

1. Perbedaan antara Aspek Sosial Kemasyarakatan dan Aspek Ekonomi dalam Analisis Bisnis

Jawaban:

  • Aspek Sosial Kemasyarakatan fokus pada hubungan dan dampak perusahaan terhadap masyarakat, budaya, dan kesejahteraan sosial di sekitar lingkungan operasionalnya. Contohnya, bagaimana PT Lawless Jakarta memberdayakan komunitas otomotif lokal, menciptakan lapangan kerja bagi mekanik dan teknisi lokal, atau mengadakan pelatihan modifikasi kendaraan yang aman.

  • Aspek Ekonomi menekankan pada kinerja finansial seperti profitabilitas, efisiensi produksi, dan pertumbuhan pasar. Contoh konkret: PT Lawless Jakarta meningkatkan penjualannya melalui inovasi produk otomotif custom (aspek ekonomi), sembari melaksanakan program edukasi modifikasi aman untuk komunitas lokal (aspek sosial).



2. Pentingnya Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder Theory) dalam Pengelolaan Bisnis Modern

Jawaban:

Teori ini menyatakan bahwa perusahaan harus memperhatikan kepentingan semua pihak yang terkait, bukan hanya pemegang saham. Ini penting agar bisnis memperoleh dukungan sosial yang berkelanjutan. Contoh: PT Lawless Jakarta membangun kolaborasi dengan komunitas pecinta motor custom dan pemerintah daerah untuk menciptakan produk yang sesuai kebutuhan lokal, memperkuat relasi, dan menghindari konflik sosial.



3. Pengertian Creating Shared Value (CSV) dan Perbedaannya dengan CSR Tradisional

Jawaban:

  • CSV adalah strategi bisnis yang menyatukan penciptaan nilai ekonomi dan sosial, seperti PT Lawless Jakarta mengembangkan layanan bengkel yang memberdayakan teknisi lokal dan menyediakan pelatihan berkelanjutan.

  • CSR Tradisional lebih pada kegiatan donasi atau sosial yang tidak terkait langsung dengan strategi bisnis inti, seperti hanya memberikan sponsor acara tanpa integrasi ke dalam sistem bisnis utama.

  • Perbedaan utama: CSV merupakan bagian dari strategi inti bisnis, sementara CSR tradisional lebih bersifat pelengkap.



4. Konsep Triple Bottom Line (TBL) dan Pengukuran Kinerja Perusahaan

Jawaban:

TBL mengukur kinerja perusahaan berdasarkan:

  • Profit: Keuntungan dari penjualan produk dan jasa otomotif.

  • People: Dampak sosial, seperti pelatihan mekanik muda dan kontribusi ke komunitas otomotif lokal.

  • Planet: Praktik ramah lingkungan seperti daur ulang oli bekas atau penggunaan suku cadang ramah lingkungan.

Contoh: PT Lawless Jakarta menilai kinerjanya dari laba bersih, jumlah teknisi lokal yang disertifikasi, dan pengurangan limbah bengkel.



5. Pengertian Social License to Operate (SLO) dan Pentingnya bagi Perusahaan

Jawaban:

  • SLO adalah dukungan tidak resmi namun penting dari masyarakat sekitar atas keberadaan bisnis.

  • Tanpa SLO, PT Lawless Jakarta bisa menghadapi penolakan dari komunitas sekitar, terutama terkait kebisingan atau limbah bengkel.

  • Oleh karena itu, PT Lawless Jakarta menjalin komunikasi rutin dan melibatkan masyarakat dalam program sosial seperti pelatihan berkendara aman untuk pelajar.



6. Tiga Dimensi Aspek Sosial Kemasyarakatan dan Contoh Pengelolaan oleh Perusahaan

Jawaban:

  • Sosio-Ekonomi: PT Lawless Jakarta memberi pelatihan teknisi dan membuka peluang kerja.

  • Sosio-Kultural: Menghargai budaya komunitas motor lokal dan mengadakan festival otomotif berbasis budaya.

  • Sosio-Politik: Menjalin kemitraan dengan dinas transportasi dan pemerintah daerah dalam program keselamatan berkendara.



7. Kerangka Hukum dan Regulasi di Indonesia Mengenai Aspek Sosial Kemasyarakatan dalam Bisnis

Jawaban:

  • Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PT Lawless Jakarta wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), khususnya jika masuk kategori perusahaan besar.

  • PT Lawless Jakarta perlu merancang program sosial yang selaras dengan regulasi, seperti pelatihan dan CSR lingkungan.



8. Standar Internasional untuk Panduan Aspek Sosial Kemasyarakatan dalam Bisnis

Jawaban:

  • ISO 26000: Memberi pedoman umum pelaksanaan tanggung jawab sosial.

  • GRI (Global Reporting Initiative): Digunakan untuk menyusun laporan keberlanjutan termasuk dampak sosial dan lingkungan.

  • SA8000: Standar kondisi kerja, penting bagi PT Lawless Jakarta dalam menjaga kesejahteraan tenaga kerjanya.



9. Kebijakan Nasional Indonesia yang Mendorong Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Jawaban:

  • PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) berlaku bagi BUMN, namun prinsipnya bisa diterapkan PT Lawless Jakarta sebagai perusahaan swasta besar.

  • PT Lawless Jakarta bisa menjalankan program kemitraan dengan komunitas motor lokal dan program bina lingkungan seperti penghijauan di sekitar bengkel.



10. Tren dan Perkembangan Terkini dalam Regulasi Sosial Kemasyarakatan dan Dampaknya pada Praktik Bisnis

Jawaban:

  • Terdapat pergeseran dari CSR sukarela ke kewajiban hukum, termasuk pengawasan pelaksanaan program tanggung jawab sosial.

  • Meningkatnya tekanan untuk melaporkan kegiatan ESG (Environmental, Social, Governance).

  • PT Lawless Jakarta perlu aktif menyusun strategi keberlanjutan, memperkuat reputasi melalui transparansi dan pelaporan kegiatan sosial dan lingkungan.



STUDI KASUS

1. Bagaimana Perusahaan Dapat Melakukan Analisis Dampak Sosial (SIA) yang Komprehensif?

Jawaban:

PT Lawless Jakarta dapat melakukan Social Impact Assessment (SIA) yang komprehensif, terutama saat membuka bengkel baru, ekspansi lini bisnis, atau mengadakan acara komunitas, melalui langkah-langkah berikut:

  • Identifikasi Pemangku Kepentingan: Libatkan komunitas otomotif lokal, pemuda setempat, tokoh masyarakat, LSM transportasi, dan pemerintah daerah. PT Lawless Jakarta perlu mengenali siapa saja yang terdampak langsung atau tidak langsung dari kegiatan bisnisnya, seperti komunitas sekitar lokasi bengkel atau venue acara.

  • Pemahaman Konteks Sosial Budaya: Pelajari struktur sosial, norma komunitas, dan nilai-nilai budaya lokal. Dalam konteks otomotif, ini mencakup pemahaman terhadap identitas komunitas motor atau mobil di wilayah tertentu, termasuk nilai-nilai mereka dalam modifikasi dan keselamatan berkendara.

  • Partisipasi Masyarakat Secara Aktif: Ajak masyarakat dalam dialog terbuka sejak awal perencanaan kegiatan. PT Lawless Jakarta dapat mengadakan forum diskusi, workshop modifikasi, atau pelatihan teknis yang melibatkan warga setempat.

  • Analisis Dampak Positif dan Negatif: Dampak positif bisa berupa penciptaan lapangan kerja, pelatihan otomotif, atau peningkatan infrastruktur lokal. Dampak negatif mungkin mencakup kebisingan, lalu lintas padat, atau risiko limbah bengkel. Semua aspek harus dianalisis secara objektif.

  • Rencana Pengelolaan Sosial: Susun strategi mitigasi untuk dampak negatif (misal, pengelolaan limbah oli), dan penguatan dampak positif seperti program inkubasi teknisi lokal atau beasiswa pelatihan mekanik.


2. Strategi untuk Memberikan Manfaat dan Menghormati Hak Masyarakat Adat atau Lokal

Jawaban:

PT Lawless Jakarta, saat membuka layanan atau bengkel baru di wilayah dengan komunitas lokal yang kuat, dapat menerapkan strategi sebagai berikut:

  • Free, Prior and Informed Consent (FPIC): Pastikan masyarakat diberikan informasi yang utuh dan tanpa paksaan sebelum kegiatan dimulai. PT Lawless Jakarta dapat menyelenggarakan konsultasi publik sebelum pembangunan bengkel atau pelaksanaan event otomotif besar.

  • Kemitraan Ekonomi Lokal: Prioritaskan perekrutan teknisi, tenaga kebersihan, dan pekerja bengkel dari masyarakat setempat. Lawless bisa mengadakan pelatihan modifikasi kendaraan bagi pemuda lokal untuk membuka peluang usaha bengkel kecil.

  • Penghargaan terhadap Nilai Budaya: Hindari simbol atau promosi yang bertentangan dengan norma lokal, terutama dalam branding kendaraan atau merchandise. Konsultasikan dengan tokoh adat atau tokoh masyarakat jika melibatkan unsur budaya lokal dalam desain produk.

  • Program Pemberdayaan Berkelanjutan: Bangun pelatihan rutin bagi pemuda tentang keterampilan otomotif atau kewirausahaan, misalnya program pelatihan teknisi custom dan modifikasi motor yang ramah lingkungan dan sesuai regulasi.


3. Membangun Social License to Operate (SLO)

Jawaban:

Social License to Operate (SLO) sangat penting agar PT Lawless Jakarta diterima secara sosial oleh masyarakat sekitar lokasi operasional. Strateginya meliputi:

  • Keterlibatan Awal dan Berkelanjutan: Komunikasi dilakukan sejak perencanaan dan berlanjut selama proses operasional. Misalnya, PT Lawless Jakarta bisa melibatkan komunitas dalam menentukan lokasi dan waktu operasional agar tidak mengganggu lingkungan.

  • Transparansi dan Akuntabilitas: Sampaikan informasi secara terbuka terkait dampak sosial dan lingkungan, serta progres kontribusi sosial. PT Lawless Jakarta dapat mempublikasikan laporan tanggung jawab sosial tahunan dan membuka jalur pengaduan masyarakat.

  • Investasi Sosial yang Relevan: Fokus pada program yang benar-benar dibutuhkan, seperti pelatihan keselamatan berkendara untuk pelajar, penyediaan tempat parkir aman, atau revitalisasi area publik di sekitar bengkel.

  • Penguatan Relasi dan Kepercayaan: Bangun kemitraan jangka panjang yang berbasis kolaborasi, bukan hanya hubungan bisnis-transaksional. PT Lawless Jakarta bisa membentuk komunitas mitra binaan (mekanik muda, modifikator, pelaku UMKM otomotif) untuk tumbuh bersama.



Kesimpulan

Meskipun berbeda dengan industri ekstraktif seperti pertambangan, sektor otomotif—terutama yang berbasis komunitas seperti PT Lawless Jakarta—tetap memerlukan pendekatan sosial yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui analisis dampak sosial yang mendalam, penghormatan terhadap nilai lokal, dan pembangunan hubungan berbasis kepercayaan, PT Lawless Jakarta dapat memastikan bahwa pertumbuhan bisnisnya sejalan dengan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Komentar

Postingan Populer