Jawaban Soal M07 : Konsep dan Fungsi Aspek Manajemen dan Organisasi

PILIHAN GANDA

1. Manajemen didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk mencapai tujuan organisasi melalui proses...


Jawaban: a. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Untuk sukses di industri otomotif yang kompetitif, PT Lawless harus merencanakan pengembangan produk (motor custom, apparel), mengorganisasi tim bengkel & marketing, mengarahkan strategi brand lifestyle, serta mengendalikan kualitas layanan dan produk.



2. Menurut Peter Drucker, manajemen adalah proses


Jawaban: a. Pengambilan keputusan yang sistematis untuk menciptakan nilai

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Manajemen harus memutuskan arah desain motor baru atau perluasan bisnis (merchandise, event) secara sistematis agar tetap menciptakan nilai bagi komunitas dan pelanggan.



3. Salah satu karakteristik manajemen adalah...


Jawaban: c. Berbasis keputusan menggunakan data dan analisis

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Pengambilan keputusan seperti pengadaan sparepart premium atau penentuan harga apparel harus berbasis data penjualan, feedback pelanggan, dan tren pasar.



4. Manajemen puncak bertanggung jawab atas...


Jawaban: b. Perumusan visi, misi, dan strategi jangka panjang

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Direksi menetapkan visi seperti menjadi brand otomotif-lifestyle terkemuka di Asia Tenggara dengan memperkuat kolaborasi antar divisi dan mitra strategis.



5. Prinsip manajemen menurut Henry Fayol yang menyatakan bahwa setiap karyawan hanya menerima perintah dari satu atasan disebut...


Jawaban: b. Kesatuan perintah

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Mekanik bengkel hanya menerima instruksi dari kepala bengkel, bukan dari manajer marketing, untuk mencegah kebingungan operasional.



6. Fungsi perencanaan dalam manajemen meliputi...


Jawaban: b. Identifikasi tujuan dengan kriteria SMART

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Contoh: target membuka 2 cabang bengkel baru dalam 1 tahun dengan omzet naik 25% (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).



7. Dalam fungsi pengorganisasian, manajer harus...


Jawaban: b. Mengatur sumber daya manusia dan material

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Manajer mengatur teknisi bengkel, pemesanan onderdil, tim desain apparel, dan inventory untuk mendukung aktivitas usaha.



8. Gaya kepemimpinan transformasional lebih efektif dalam fungsi...


Jawaban: c. Pengarahan

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Pemimpin yang inspiratif memotivasi tim kreatif untuk menciptakan motor custom yang unik dan membangun budaya kerja kolaboratif.



9. Pengendalian dalam manajemen melibatkan...


Jawaban: b. Analisis penyimpangan kinerja dan tindakan korektif

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Jika produksi motor telat dari jadwal, manajemen segera menganalisis penyebab dan menambah shift kerja atau alur QC baru.



10. Organisasi didefinisikan sebagai...


Jawaban: b. Sistem sosial dengan struktur formal untuk mencapai tujuan bersama

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Lawless punya struktur dari CEO, manajer bengkel, manajer produk, hingga tim operasional yang bekerja sama dalam tujuan membangun brand otomotif lifestyle.



11. Salah satu karakteristik organisasi adalah...


Jawaban: b. Memiliki struktur formal dan hierarki yang jelas

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Struktur organisasi memastikan koordinasi berjalan efisien antar divisi bengkel, desain produk, dan penjualan.



12. Struktur organisasi fungsional cocok untuk...


Jawaban: b. Perusahaan dengan spesialisasi tinggi dalam fungsi tertentu

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Struktur berdasarkan fungsi: bengkel, desain produk, marketing, distribusi apparel.



13. Kelemahan struktur organisasi matriks adalah...


Jawaban: b. Potensi konflik akibat pelaporan ganda

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Jika tim desain menerima perintah dari divisi apparel dan dari event manager tanpa koordinasi, bisa terjadi konflik dan overload kerja.



14. Struktur organisasi jaringan ditandai dengan...


Jawaban: b. Kolaborasi dengan vendor atau mitra eksternal

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Lawless bekerja sama dengan produsen helm, vendor apparel lokal, hingga musisi/artis untuk event atau kolaborasi produk.



15. Hubungan antara manajemen dan organisasi dapat digambarkan sebagai...

Jawaban: b. Manajemen sebagai otak, organisasi sebagai tubuh

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Manajemen mengarahkan strategi, sedangkan organisasi menjalankan operasional—seperti peluncuran produk baru atau ekspansi bengkel.



16. Faktor yang memengaruhi hubungan manajemen dan organisasi adalah...


Jawaban: a. Ukuran organisasi dan lingkungan eksternal

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Saat bisnis berkembang dan kompetisi otomotif meningkat, struktur dan peran organisasi juga harus menyesuaikan.



17. Dalam proyek konstruksi, manajemen memastikan efisiensi dengan...


Jawaban: b. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya melalui perencanaan

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Saat membangun bengkel baru, penting untuk merencanakan kebutuhan alat, tenaga kerja, dan waktu pengerjaan secara efisien.



18. Tantangan utama dalam struktur matriks adalah...


Jawaban: b. Konflik akibat pelaporan ganda

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Teknisi bisa bingung saat menerima perintah dari supervisor bengkel dan manajer event, apalagi jika proyek dikerjakan bersamaan.



19. Solusi untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan adalah...


Jawaban: b. Menerapkan pendekatan manajemen perubahan seperti model Kotter

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Saat mengubah sistem penjualan dari offline ke e-commerce, pendekatan sistematis seperti Kotter dapat mengurangi penolakan dari staf lama.



20. Alat seperti Microsoft Teams digunakan untuk...


Jawaban: b. Memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi tim

Kaitannya dengan PT Lawless Jakarta:
Tim desain apparel dan tim produksi motor bisa bekerja jarak jauh sambil berbagi file desain dan jadwal peluncuran produk lewat Teams.



URAIAN

1. Perbedaan manajemen puncak, menengah, dan lini pertama terletak pada fokus dan tanggung jawabnya. Manajemen puncak seperti CEO PT Lawless Jakarta menetapkan visi besar, misalnya memperluas jaringan bengkel dan lifestyle store ke kota besar lainnya di Indonesia. Manajemen menengah, seperti project manager, bertugas mengimplementasikan visi itu dengan merancang timeline ekspansi, memilih kontraktor renovasi bengkel, dan mengatur kebutuhan interior bergaya khas Lawless. Sementara itu, manajemen lini pertama seperti site supervisor mengawasi aktivitas harian pembangunan, memastikan teknisi dan pekerja lapangan mengikuti standar keselamatan dan jadwal proyek.



2. Langkah-langkah dalam fungsi perencanaan manajemen di PT Lawless Jakarta dimulai dari menetapkan tujuan proyek ekspansi bengkel custom motor, mengevaluasi berbagai alternatif desain workshop, memilih arsitek dan kontraktor terbaik, membuat rencana kerja, lalu melaksanakan dan memantau rencana tersebut. Kriteria SMART diterapkan dengan menetapkan bahwa bengkel baru harus selesai dalam 10 bulan (time-bound), memiliki kapasitas servis 30 motor/bulan (specific), dapat meningkatkan omzet 20% (measurable), realistis dengan budget yang tersedia (achievable), dan sejalan dengan misi memperkuat posisi Lawless sebagai brand otomotif lifestyle terdepan (relevant).



3. Prinsip “kesatuan perintah” menurut Henry Fayol berarti bahwa setiap karyawan hanya boleh menerima instruksi dari satu atasan langsung. Dalam struktur matriks PT Lawless Jakarta, prinsip ini diterapkan dengan menentukan siapa atasan utama dalam proyek. Misalnya, dalam pengembangan motor edisi spesial, seorang mekanik harus jelas apakah mengikuti arahan dari kepala bengkel atau dari manajer proyek kolaborasi, untuk menghindari kebingungan akibat perintah ganda.



4. Struktur organisasi divisional memiliki kelebihan berupa fokus spesialisasi pada produk atau pasar tertentu dan fleksibilitas lebih tinggi. Namun, kekurangannya termasuk adanya duplikasi sumber daya dan potensi persaingan antar divisi. PT Lawless Jakarta cocok menggunakan struktur ini jika membentuk divisi terpisah untuk custom motor, penjualan apparel, dan event musik otomotif, agar setiap unit lebih fokus pada target konsumennya masing-masing.



5. Fungsi pengarahan dalam manajemen dapat meningkatkan motivasi tim dengan memberikan arahan yang jelas, inspiratif, dan membangun semangat kerja. Misalnya, penerapan teori Maslow di PT Lawless Jakarta dilakukan dengan memastikan gaji teknisi dan staf tetap layak, memberikan jaminan keamanan kerja, menciptakan lingkungan kerja kreatif dan “rock n’ roll”, mengapresiasi karya terbaik mekanik, serta memberikan kesempatan untuk tampil dalam event otomotif nasional dan internasional.



6. Tahapan dalam fungsi pengendalian manajemen meliputi penetapan standar kinerja, pengukuran hasil aktual, perbandingan antara standar dan hasil, serta tindakan korektif jika ada penyimpangan. Misalnya, dalam proyek pengembangan platform digital booking servis Lawless, jika progress pengembangan tertunda, tindakan korektif seperti menambah tim software developer freelance dilakukan agar platform bisa diluncurkan sesuai rencana.



7. Hubungan antara manajemen dan organisasi dalam proyek bersifat saling melengkapi. Manajemen mengarahkan strategi dan aktivitas, sedangkan organisasi menyediakan struktur pelaksanaannya. Dalam proyek digitalisasi layanan pelanggan di PT Lawless Jakarta, manajemen menetapkan kebutuhan sistem CRM yang terintegrasi, sementara organisasi menyiapkan tim IT, operasional, dan customer service untuk menjalankan implementasi tersebut.



8. Faktor yang memengaruhi hubungan manajemen dan organisasi antara lain ukuran perusahaan, kompleksitas proyek, teknologi yang digunakan, dan kondisi pasar. Budaya organisasi yang kreatif, fleksibel, dan dekat dengan komunitas otomotif seperti di PT Lawless Jakarta sangat mendukung efektivitas manajemen, terutama dalam menghadapi tren motor kustom, apparel riding, dan lifestyle berbasis otomotif.



9. Tiga tantangan utama dalam menerapkan struktur organisasi tim di PT Lawless Jakarta adalah perbedaan tujuan antar anggota (misalnya antara tim bengkel dan tim merchandise), konflik dalam kolaborasi lintas divisi (misalnya saat peluncuran motor edisi khusus dengan apparel edisi terbatas), dan ketidakjelasan peran saat menangani proyek gabungan. Solusinya adalah menyamakan visi misi sejak awal proyek, membangun komunikasi terbuka melalui briefing rutin, dan mendefinisikan peran serta tanggung jawab secara jelas untuk semua tim yang terlibat.



10. Manajemen dan organisasi mendukung adaptasi terhadap perubahan dengan cepat merespons situasi, seperti saat terjadi lonjakan harga spare part impor. Misalnya, jika harga komponen aftermarket meningkat tajam, manajemen PT Lawless Jakarta segera mengambil keputusan untuk mencari alternatif lokal berkualitas, sementara organisasi mengoordinasikan tim purchasing, produksi, dan teknisi agar bisa tetap memenuhi standar tanpa menurunkan performa motor custom yang dirakit.



STUDI KASUS

1. Untuk mengatasi konflik akibat pelaporan ganda dalam struktur matriks, manajer proyek di PT Lawless Jakarta perlu memperjelas jalur komunikasi dan wewenang sejak awal. Salah satu caranya adalah dengan menetapkan primary reporting line dalam proyek. Misalnya, dalam proyek pengembangan motor kustom edisi khusus, teknisi wajib mengikuti instruksi dari manajer proyek untuk semua keputusan terkait tugas harian dan prioritas teknis. Sedangkan untuk hal terkait pengembangan karier, pelatihan, dan evaluasi jangka panjang, teknisi tetap melapor kepada kepala bengkel. Selain itu, manajer proyek dapat mengadakan meeting koordinasi rutin dengan kepala bengkel dan manajer divisi lain seperti merchandise atau event, untuk menyelaraskan arahan dan menghindari konflik perintah yang membingungkan.



2. Dalam menghadapi masalah pembengkakan anggaran, manajer proyek PT Lawless Jakarta perlu menerapkan langkah-langkah fungsi pengendalian manajemen. Pertama, menetapkan standar biaya dengan membuat rincian anggaran per aktivitas, seperti biaya produksi motor kustom, biaya pembelian spare part, biaya promosi, dan biaya kolaborasi dengan influencer otomotif. Kedua, mengukur kinerja keuangan dengan melakukan pelaporan berkala (mingguan/bulanan) guna memantau realisasi anggaran. Ketiga, membandingkan biaya aktual dengan rencana untuk mengidentifikasi area yang mengalami pembengkakan, seperti lonjakan harga part impor. Keempat, mengambil tindakan korektif, misalnya dengan bernegosiasi ulang dengan supplier, mengganti komponen dengan alternatif lokal, atau menunda elemen proyek non-prioritas seperti peluncuran edisi apparel pendamping.



3. Jika proyek di PT Lawless Jakarta mengalami keterlambatan satu bulan, manajemen dan organisasi harus segera menyesuaikan rencana agar target tetap tercapai. Manajemen proyek dapat melakukan rebaselining (penyusunan ulang jadwal proyek) dengan memprioritaskan penyelesaian komponen utama motor custom untuk launching awal, sementara elemen tambahan seperti aksesori opsional atau video promosi ditunda ke tahap berikutnya. Organisasi juga harus mendukung penyesuaian ini, misalnya dengan menambah teknisi freelance sementara, memperpanjang jam kerja bengkel secara bergilir, atau mempercepat proses approval internal seperti desain logo edisi khusus. Dengan langkah cepat dan terkoordinasi ini, PT Lawless Jakarta tetap bisa merilis produk sesuai waktu yang ditargetkan dan mempertahankan momentum pasar di komunitas otomotif.

Komentar

Postingan Populer